Maret 29, 2023
Dua buku Bahasa Tontemboan yang sedia diluncurkan.

SULUTHEBAT.COM, Amurang – Terancamnya keberadaan Bahasa Tontemboan disebabkan oleh kian berkurangnya jumlah penuturnya. Tambah lagi generasi muda kini seolah enggan mempelajari warisan leluhur itu.

Fenomena ini membuat sejumlah organisasi kemasyarakatan dan pribadi yang peduli melakukan upaya antisiatif. Yang mengemuka saat ini adalah Dr Sjuul J Lendo MPD.

Saat dikonfirmasi via ponselnya, Sabtu (19/08/2017) disampaikan bahwa dia telah menyelesaikan buku ajar Bahasa Tontemboan kelas satu Sekolah Dasar disertai buku kosakata tematik.

“Jadi buku ini telah selesai dan drafnya nanti akan dibawa di dinas yang terkait Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut). Nanti kalau sudah diterima, ini akan segera diedarkan di sekolah-sekolah. Target saya, dalam tiga tahun ini, akan membuat enam jilid masing-masing untuk kelas satu sampai enam. Jadi setiap tahun dua jilid,” ucapnya.

Diketahui buku yang telah dikerjakannya sejak bulan Maret lalu merupakan buku pelajaran bahasa Tontemboan pertama yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan materi ajar serta prinsip pembelajaran bahasa.

“Sengaja dibuat tematik karena, ini juga akan membuat murid-murid untuk semakin bertambah kosakata atau pemerolehan kata akan semakin bertamba. Juga orang dewasa pun bisa untuk belajar buku ini karena tidak menutup kemungkinan buku ini juga membantu mereka,” ujar wanita lulusan S3 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Bahasa 2015 ini.

Terakhir, wanita yang berasal dari Desa Wuwuk ini menyampaikan harapannya kepada seluruh tou (masyarakat) Tontemboan untuk menjaga dan melestarikan bahasa Tontemboan.

“Besar sekali harapan saya kepada orang Tontemboan untuk tetap mencintai bahasa ini. kita sebagai orang dewasa apa lagi yang berkecimpung dalam bidang ilmu bahasa harus mendukung dan mempelajari serta mewariskan kepada anak-anak. Hari ini torang lia banyak yang so gengsi, so nimau mo balajar torang pe bahasa. Jadi ini juga salah satu keprihatinan saya kenapa harus membuat buku ini,” harap Sjuul. (Yanli/Iswan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *