Maret 30, 2023

SULUTHEBAT.COM, Minahasa – Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (Yibsu) sukses melaksanakan Festival Malesung di desa Pinawetengan, Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa, Jumat, (7/7/2017). Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap 7 Juli saban tahun.

Festival Pinabetengan ini bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan potensi budaya daerah agar lebih berkualitas sehingga dapat bersaing di era pasar global. Selain itu kegiatan itu bermaksud menjadikan generasi muda sebagai pilar ketahanan budaya daerah, dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih kreatif mengembangkan talenta.

Kegiatan itu dimulai pukul 7.00 wita di situs Watu Pinawetengan dan Watu Tumotowa. Sejam kemudian beralih ke Wale Pa’dior Yibsu milik Benny Josua Mamoto dengan rangkaian program Pertunjukan Budaya Daerah, Pawai Budaya dan Pagelaran Seni hingga pukul 19.00 wita. Terpantau dari agenda acara, kegiatan tersebut akan berlanjut hingga hari ini (8/7/2017) dengan kegiatan utamanya Lomba Maengket Sekolah Dasar (SD) se  Sulawesi Utara.

Ratusan orang, dari dalam dan luar negeri, hadir dalam kegiatan ini. Emil Mailangkay, salah satu orang Minahasa yang sudah menjadi warga negara Amerika Serikat juga tak mau lewatkan ajang pengobat rindu orang Kawanua itu.

Kita lahir di Makassar. Tau bahasa Manado lantaran bergaul deng warga Kawanua di Makassar. So deri umur dua puluan taun kita suka himpun orang Kawanua. Sampe kita so tinggal di Amerika pun kita tetap berupaya himpun orang Kawanua. Sampe, torang ada organisasi di Amerika. Depe nama Kawanua USA,” ujar pria yang mengaku orang tuanya berasal dari Tataaran, Tondano itu.

Lebih jauh dia mengatakan, meski tak mengenal dengan baik tanah Minahasa tapi dia sangat suka dengan budayanya sehingga sejak tahun 2007 dia berkunjung setiap untuk menikmat seni budaya Minahasa. Apalagi seni budaya seperti tarian Maengket.

Kita suka skali deng Maengket. Makanya kita mo nae ulang ka Tompaso beso for mo pigi bauni. Mar, terus terang kita nintau tau Manado. Kita nda hafal tu tampa-tampa disini,” katanya saat diwawancara langsung oleh wartawan suluthebat.com.

Dalam pidatonya Benny Josua Mamoto, pria yang pernah menjabat Direktur Badan Narkotika Nasional (BNN) itu, ditekankan soal pentingnya warga Sulawesi Utara berupaya menggali dan melestarikan budaya luhur di Sulawesi Utara yang masih relevan untuk dijadikan kekayaan di masa kini dan yang akan datang.

“Saya juga menginginkan agar barang peninggalan yang ada di rumah, yang sudah kelihatan tak berharga di gudang, bisa dibawa kesini untuk dimuseumkan. Perlu juga kita kerjasama untuk mendata semua situs-situs budaya kita. Gunakan GPS atau Google. Dengan demikian semua itu boleh terlindungi. Dan kita bisa menyusun sejarah kita sejarah utuh. Dan ini sangat berguna untuk anak cucu kita nanti,” paparnya. (Iswan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *