Olly: Indonesia Kokoh Karena Pancasila
SULUTHEBAT.COM, Manado – Tokoh pemuda dan Ormas, tokoh adat dan LSM yang ada di Sulawesi Utara melakukan dialog terbuka dan buka puasa bersama di Wale Kopi Samrat, Jumat (23/06/2017).
Gubernur Sulawesi Utara, yang diwakili oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulut, Steven E. Liow S.Sos, menyampaikan bahwa Republik Indonesia diproklamasikan paska perang dunia kedua, yang dicekam oleh pertentangan ideologi kapitalisme dengan ideologi komunisme. Yang walaupun demikian, para pendiri bangsa negara mampu membebaskan diri dari keberpihakan pada salah satu ideologi tersebut.
“Para pendiri negara ini mampu melepaskan diri dari tarikan-tarikan dua kutub ideologi dunia dengan merumuskan pandangan dasar (philosophische grondslag) pada sebuah konsep filosofis yang bernama Pancasila, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, bahkan bisa berperan sebagai penjaga keseimbangan (margin of appreciation) antara dua ideologi yang bertentangan pada waktu itu, karena dalam ideologi pancasila hak-hak individu dan masyarakat diakui secara proporsional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Steven Liow pula menghimbau agar narasumber dan peserta dialog mampu memanfaatkan waktu yang terbatas dengan baik.
“Saya menghimbau kepada narasumber dan peserta dialog untuk mampu memanfaatkan waktu yang terbatas ini sebagai wahana komunikasi efektif lewat diskusi yang sehat dan saling membangun dalam penguatan pertahanan dan keamanan serta ketertiban, pembudayaan kembali nilai-nilai pancasila di tengah masyarakat untuk menjadi solusi jangka panjang,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ferrol Warouw (sekertaris panitia) mengatakan, terselengaranya acara tersebut untuk mencari solusi yang dapat direkomendasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah Sulawesi Utara.
“Rekomendasi kami kepada pemerintah adalah menerapkan kembali nilai-nilai pancasila di sekolah-sekolah baik tingkat SD sampai perguruan tinggi; meminta pemerintah untuk secepatnya mengatasi gerakan deradikalisasi dan radikalisme di indonesia; meminta kepada pemerintah daerah untuk dapat menganggarkan dalam APBD Perubahan biaya keamanan dari ancaman radikalisme dan terorisme dan sosialisasi tentang nilai-nilai pancasila,” urainya.
Narasumber dialog terbuka ini adalah DR. Dr Tofiq Pasiak, DR Hendrik Manossoh, KH., dan Ulyas Taha. (Iwan)