Jadi Viral di Medsos, Victorine Minta Media Online Profesional
Bak hutan belantara, media sosial (medsos) pun menjadi menakutkan bagi sebagian orang. Salah satunya yang dialami oleh Victorine Lengkong, Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan 4b ini merasa privasinya terganggu oleh ulah salah satu media online yang dinilainya kurang profesional.
Pasalnya, foto-foto yang merupakan koleksi pribadi yang diunggah di Instagram, tiba-tiba menjadi viral setelah dikabarkan oleh salah satu media online tersebut. Entah di mana lokasi media online tersebut berbasis, tapi sepertinya berada di luar Sulawesi Utara.
“Jelas terganggu, karena beberapa keterangan foto dan penjelasannya sangat stereotype dan ini menimbulkan situasi kurang sedap di lingkungan kerja saya,”aku mantan Camat Lembeh Selatan ini.
Meski ini bukan yang pertama kali, bagi Orine, sapaan akrab sang PNS cantik, hal tersebut tidak bisa diterima begitu saja. Tidak ada wawancara apalagi ijin penggunaan foto, tiba-tiba sudah diunggah di situs tersebut tanpa konfirmasi.
“Paling tidak secara etis mereka, tanya dulu atau kasih pemberitahuan, ini tiba-tiba semua foto saya diambil lalu dibuatkan cerita seolah-olah mereka melakukan wawancara secara professional. Ini tentu tidak professional,”sambung perempuan yang juga pernah menjadi Lurah Pateten Satu ini.
Yang paling menggemeskan menurutnya, ada pernyataan seolah-olah dia menjadi alasan bagi sejumlah pria rekan sekantornya untuk betah berada di kantor.
“Itu kan konyol. Mana ada hal seperti itu, kami malah sudah seperti keluarga di kantor dan tidak ada sama sekali situasi yang seperti dituliskan di media tersebut,”keluh Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Sekretariat Kota Bitung ini.
Meski kesal dirinya belum terpikir untuk menempuh jalur hukum, selain karena kesibukannya juga karena dirinya memang sebenarnya cuek dengan hal sedemikian. Menurutnya lebih baik berfokus pada kerja yang sedang diembannya sekarang ini.
“Saya pikir hal tersebut hanya buang-buang waktu saja. Biar sajalah mereka mungkin butuh informasi yang sensasional walau itu harus mengorbankan orang lain,”tukas lulusan STPDN Bandung ini.
Camat teladan tingkat Propinsi Sulut Tahun 2011 ini pun berharap agar media-media serupa mengutamakan etika jurnalis dalam membuat berita terutama bila terkait orang yang menjadi subyek pemberitaan. Dan menurutnya, agar media dan masyarakat untuk tidak mudah menyudutkan orang hanya karena orang itu tampil cantik dan modis.
“Jangan mudah memberi interpretasi negative terhadap orang yang ingin tampil modis dan cantik. Itu kan nilai estetika setiap orang yang ingin tampil maksimal. Jangan diinterpretasi seolah-olah berkonotasi negative,”protes PNS Teladan Terbaik 1 Tingkat Propinsi Sulut 2009, yang juga berdarah Minahasa dan Sangihe tersebut.
Berikut wawancara lengkap wartawan Sulut Hebat dengan Victorine Lengkong dengan Iswadi Sual, Rabu (28/6) melalui livechat melalui akun media sosial.
Apa yang anda rasakan ketika ribuan orang melike postingan anda di medsos?
So puluhan ribu bahkan sampe ratusan ribu. Yang saya rasa biasa saja… hehehehe. But I do really appreciate it. Gak nyangka karena itu kan diupload di Instagram sendiri. No expectation at all.
Tapi anda tahu kan ibarat alam yang liar, foto di medsos bisa diambil siapa saja?
Yes of course. Tapi sepanjang itu foto dalam batas kewajaran kan gak masalah. Yang pake baju dinas itu kan di saat jam kerja.
Lalu saat tau foto-foto itu di-publish lagi oleh media, apa reaksi anda?
Kaget, little bit shocked. Apalagi judulnya gak nyaman banget. Apalagi tanpa wawancara atau indo terlebih dahulu. Sangat kecewa.
Tidak Nyaman dengan itu?
Coba dibaca berita itu. Ada kata, “bikin pegawai laki-laki betah. Hadeuh ini maksudnya apa? Waktu baca itu, saya langsung tanya staf saya yang laki-laki, mereka ketawa.
Jadi secara moral anda dirugikan?
Masih ada lagi judul-judul yang kesan nya agak negative. Ini kan sangat menggangu. Mahal ada postingan yang ngajak traveling segala.
Sebagai seorang PNS apa yang anda pikirkan dengan semua kejadian ini?
Sangat lucu. Ada kesan seolah-olah saya gaya-gayaan saja. Sebagai seorang perempuan tampil modis itu kan wajar. Tapi sebagai seorang birokrat, saya bukan kemarin sore. Golongan saya sudah 4b, dan sudah berdinas kurang lebih 20 tahun. Pernah pegang 13 jabatan. Semuanya saya lakukan dengan jerih payah, dengan usaha dan niat saya untuk menjadi seorang birokrat yang baik. Kalau saya modis dan punya penampilan menarik lalu apakah itu buruk?
Sebenarnya saya cuek saja, ini sudah yang kesekian kalinya. Tapi sepertinya kali ini yang paling heboh.
Jadi kapok dong main medsos?
Ya gak lah. Medsos kan memang begitu. Asal janga merugikan saya aja. Toh sekarang sudah ada undang-undang IT. Kalau memang terlalu merugikan saya akan tempuh jalur hukum. Kalau yang sekarang mungkin saya hanya ingin mereka minta maaf karena penggunaan foto tanpa seijin saya. Semoga ini jadi pelajaran saja.
Apa pesan anda?
Ya saya gak mau menghubungkan perilaku modis dan tampil cantik dengan perempuan gampangan. Sebagai perempuan Minahasa dan Sulawesi Utara, saya menolak keras dianggak gampangan. Perempuan Sulut itu tangguh dan mahal. Tangguh karena dunia ini memang kejam, mahal dalam arti kita tidak gampangan. Tapi apapun, saya hargai kalau ada orang yang memberi perhatian mungkin dengan cara mereka seperti itu. Saya pribadi bersyukur kepada Tuhan karena apa yang saya dapat semua itu adalah anugerahNya saja. Yang menilai itu cantik atau tidak kan orang lain. Kan, cantik itu relatif. Saya hanya mensyukuri saja pemberian Tuhan. Yang paling penting hati kita harus cantik. Karena itu kita harus berbenah hati kita agar setiap hari semakin cantik. Itu saja, terima kasih.