Dea Dengan Segudang Prestasi

oleh: Iswan Sual
Terlahir 25 tahun lalu dengan nama Caroline “Dea” Tasirin. Gadis ini sudah menyandang gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut.) yang dia peroleh dari Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT).
Sejak bersekolah di SMA, prestasi demi prestasi telah diukirnya. Sebut saja, antara lain, dia pernah menjadi wakil Sulut dalam kegiatan ISDC 2005. Sempat pula termasuk salah satu dari 24 Best Speakers di lomba debat Bahasa Inggris nasional tingkat SMA dan Wakil Sulut dalam NSDC 2006 serta dalam kegiatan OSN Komputer 2007. Bahkan pernah juga menduduki posisi kapten tim basket SMA Lokon Tomohon selama 2 tahun.
Semasa kuliah pun pencapaiannya berlanjut dan tidak sedikit. Caroline mewakili UNSRAT dalam program NUEDC 2009. Juga terpilih sebagai Wakil 2 Noni UNSRAT 2010. Dan ternyata, dia pernah juga menjadi Ketua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Areca Vestiaria UNSRAT 2011-2012. Selain itu, dia terlibat pula dalam Indonesian Schools Debating Championship (ISDC), National Schools Debating Championship (NSDC) dan National Universities English Debate Championship (NUEDC).
Itulah mengapa, barangkali, bukan kebetulan sehingga pengalaman dan prestasi di atas juga yang menghantar Dea memperoleh beasiswa Center for International Forestry Research and United States Agency for International Development (CIFOR-USAID). Dari pengakuannya, beasiswa itu dia dapat melalui media sosial yang di-share oleh page info beasiswa.
Beasiswa yang diperolehnya itu akan mengantarkan dia kuliah di Yale School of Forestry and Environmental Sciences, Connecticut, Amerika Serikat pada 30 Juli 2017. Yale University merupakan sekolah Ivy League dan merupakan universitas yang berada pada ranking 16 dunia.
Kenapa sih Dea memilih Yale University?
“Di Yale saya akan lebih mendalami ilmu kehutanan, bidang pilihan saya sejak kuliah S1. Saya dari kecil menyukai suasana luar ruangan, dan kecintaan saya akan alam semakin bertambah ketika saya mempelajari bagaimana siklus-siklus alam memungkinkan saya untuk bisa hidup di planet ini. Banyak orang yang berjuang demi kemajuan hidup manusia – saya memilih berjuang untuk alam dan membantu menjamin kelangsungan hidup manusia,” kata anak pasangan Dr. Ir. Johny S. Tasirin, MScF dan Ir. Daby Y. N. Nerwan.
Lalu siapa yang memberi dorongan kepada Dea sehingga dia boleh mencetak banyak prestasi?
“Motivasi sukses pertama keluarga. Mama papa selalu mendorong saya untuk mencoba hal baru dan melakukan yang terbaik dalam semua kegiatan saya. Ketika kuliah saya masuk keluar hutan; ketika kerja saya berkeliling Sulawesi Utara dengan jadwal yang sangat padat; dalam semuanya itu keluarga saya mempercayai dan mendukung semua pilihan saya. Saya ingin sukses untuk membalas semua dukungan mereka,” kata gadis yang hobi jalan kaki, jogging, hiking, bola basket, fotografi, dan membaca ini.
Motivasi sukses lainya dia dapatkan dari semua berita lingkungan hidup negatif yang muncul di media. Pemanasan global, cuaca ekstrim, kepunahan satwa – semuanya akan berimbas pada kehidupan semua manusia, tidak peduli umur, kedudukan, atau pendapatan.
“Untungnya, manusia bisa membantu menekan terjadinya semua hal negatif ini. Karena itu, saya ingin belajar mengenai siklus-siklus alam dan bagaimana melindunginya, demi menyelamatkan bumi kita. Bumi cuma ada satu lho. Kalo ni bumi so nda bisa mo tinggali, kong ni 7 milyar manusia mo lari ke mana?” tandas gadis yang kini berdomisili di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara ini.
Kisah-kisah orang sukses bisa menjadi inspirasi atau ilham bagi orang lain. Karena dari kisah-kisah itu kita bisa belajar tentang metode, disiplin serta faktor-faktor lain yang memungkinkan mereka beroleh kesuksesan. Barangkali juga, sepenggal cerita Dea di atas bisa memberi manfaat bagi kita.