Kinerja Dipertanyakan, Tunjangan Anggota DPRD Sulut Malah Akan Makin Meningkat
SULUTHEBAT.COM, Manado – Tunjangan demi tunjungan menyertai setiap tugas anggota DPRD Sulut. Kali ini tunjangan akan bergulir masuk ke kantong tiap anggota dewan hingga puluhan juta per bulan, setelah ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administrasi Pimpinan dan Anggota DPRD oleh pemerintah.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 dengan rinci diatur pendapatan hak-hak mulai dari pimpinan dan masing-masing anggota. Adapun tunjangan yang dimaksud seperti, uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan alat kelengkapan, tunjangan jabatan, komunikasi intensif, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan kesehatan, dana operasional, hingga belanja rumah tangga anggota DPRD. Besaran ketambahan tunjangan dalam PP tersebut diatur oleh masing-masing daerah dengan mengacu pada kemampuan keuangan daerah.
Hal ini mendapat tanggapan dari pemerhati pemerintahan Sulut, Taufik Tumbelaka, menurutnya Anggota Dewan harus tahu diri. Meski sudah diatur sesuai peraturan pemerintah, harus juga dilihat kemampuan keuangan daerah. Sampai saat ini keuangan daerah pas-pasan, bahkan di akhir tahun kemarin, sempat terjadi pemotongan anggaran karena pendapatan daerah agak sulit mengejar target.
“Kinerja Anggota Dewan juga harus ditingkatkan, selama ini masih banyak anggota dewan yang malas masuk kantor, tapi kalau kunjungan kerja keluar daerah tak pernah absen,” ungkap Tumbelaka.
Sorotan lain muncul dari aktivis mahasiswa LMND Manado, Mesak Habary. Ia menyayangkan soal kenaikan tunjangan yang akan diterima DPRD, ditengah-tengah kinerja anggota dewan yang akhir-akhir ini semakin dipertanyakan perannya dalam upaya membela kepentingan kaum tani, buruh, dan kaum miskin kota. ApalagiĀ dengan seringnya anggota dewan tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi.
“Ini jelas-jelas melukai hati rakyat, masih banyak orang-orang kecil, tak berpunya seharusnya diperhatikan pemerintah, anggaran-anggaran sebesar itu akan lebih berguna bila diperuntukan bagi anak-anak kurang mampu untuk bisa sekolah, tapi sayang elite-elite kita lebih memperhatikan soal kantong-kantong pribadi, ini bagian dari sesi bagi-bagi kue kekuasaan,” sindir Mesak. (Yano)