Juni 1, 2023
Pembantu Rektor IV Rony Tuna saat menaggapi demo mahasiswa.

SULUTHEBAT.COM, Tondano — Kian kuat dugaan kasus korupsi jaket almamater di Universitas Negeri Manado (Unima). Rupanya diduga ada sekitar 5.600 jaket almamater yang memang tidak disalurkan kepada para mahasiswa yang berhak. Hasil investigasi tim internal Unima mengungkap, diduga korupsi jaket almamater sudah berlangsung sejak tahun 2007.

Terkait soal itu Pembantu Rektor IV Rony Tuna mengatakan bahwa pada angkatan 2007, anggaran untuk jaket almamater Unima diperkirakan sudah cair. Namun ternyata dana itu disinyalir tidak digunakan untuk mengadakan jaket, dan malah diduga dikorupsi.

“Kami prihatin dengan apa yang dialami adik-adik mahasiswa. Ternyata persoalan jaket ini dimulai sejak tahun 2008. Disinyalir tahun 2007 tidak diadakan pengadaan jaket. Kemudian pada 2008 diadakan proyek pengadaan dan diserahkan kepada adik mahasiswa 2007. Waktu itu ada sekitar 1500 jaket. Ini kemudian berlangsung terus sampai 2009 yang diadakan untuk 2008,” bebernya kepada para mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi di Auditorium Unima, Rabu (13/7) kemarin.

Tambahnya, mulanya 1.500 jaket, kemudian terus bertambah dari tahun ke tahun hingga menembus 5.600. Diduga penyimpangan dilakukan setiap tahun.

“Tim internal Unima dapatkan, dari 1.500 jaket kemudian bertambah sampai sekitar 5.600 lebih jaket yang tidak tahu ke mana. Ini dipupuk dari tahun 2008 sampai 2015 yang jumlahnya meningkat menjadi 5.600 lebih. Setelah diteliti memang ada persoalan,” kata dosen Jurusan Bahasa Inggris ini.

Lebih lanjut, Tuna mengatakan bahwa kepemimpinan Rektor Prof Dr Julyeta Paula Runtuwene MS DEA hendak memutus rantai korupsi yang sudah berlangsung sejak tahun 2007 itu.

“Bagaimana rektor sekarang menanggulangi persoalan itu, adalah tahun 2017 ini kita mengadakan 4000 jaket, tetapi diminta untuk diadakan 6000 agar supaya boleh menutupi yang 5.600 itu,” jelas Tuna.

Di lain hal, Tuna juga mendorong mahasiswa untuk melaporkan dugaan korupsi ini ke aparat hukum.

“Kalau seandainya adik-adik menilai ada indikasi pidana, silahkan lapor kepada pihak yang berwajib. Dengan begitu akan diketahui siapa yang bersalah. Manajemen sekarang siap dipanggil polisi kalau ternyata benar persoalan ini dari 2007,” tutur Tuna. (Charly/Iswan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *