Maret 29, 2023

SULUTHEBAT.COM – Makanan khas Minahasa dari sayuran yang lebih terkenal adalah Tinutuan[1] tetapi ada satu lagi yang tidak kalah enaknya; Miedal. Di Minahasa hampir di setiap kampung ada warung makan yang khusus menyediakan makanan ini. Anak muda juga sangat menggemarinya sehingga mereka sering pacaran (dating) di tampa[2] Miedal.

Miedal didominasi oleh dua sayuran pokok yaitu kangko (kangkung: Ipomoea aquatica) dan gedi (Hibiscus Manihot), tapi tidak ketinggalan ada juga mie (noodle) di dalamnya. Sebenarnya tambahan mie ini yang membedakannya dengan Tinutuan tapi pada dasarnya kedua kuliner ini hampir sama. Nama Miedal itu sendiri merupakan gabungan dari kata Mie dan Peda’al[3] yang merupakan nama lain dari Tinutuan. Tetapi pembuatan Miedal akan sangat bergantung pada pembuat dan ketersediaan bahan. Jika ada, maka akan ditambahkan umbi-umbian, tembikai (sambiki), daun bayam, dan juga jagung muda. Sama seperti Tinutuan, bubur nasi juga ditambahkan dalam makanan ini.

Oleh karena orang Minahasa gemar makanan pedas maka dabu-dabu (cabai ulek) sangat penting untuk menambah cita rasa. Dabu-dabu roa yang merupakan campuran dari cabai dan ikan roa yang diulek sangat digemari oleh para penikmat makanan ini. Di rumah makan Minahasa mereka harus menyediakan rica (cabai) dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan akan rasa pedas konsumen. Minimal harus ada saus tomat, kecap, dan rica dabu-dabu jika tempat makan itu menjual jenis makanan ini.

Miedal merupakan kuliner yang wajib dicicipi oleh para wisatawan sebagai produk budaya Minahasa dalam bentuk resep makanan (gastronomi). Kota Manado yang semakin ramai dengan para tourists sudah seharusnya menyuguhkan makanan ini dalam daftar menu makanan di setiap restoran yang ada. (Swd)

[1] Tinutuan berasal dari kata tutu yang artinya nasi kemudian diberi infix in dan suffix an yang membentuk arti ‘diberi nasi’. Makanan ini merupakan campuran dari berbagai macam sayuran dan menambahkan nasi (bubur) untuk menambah bobot kenyangnya.

[2] Tempat.

[3] Ada juga orang menyebut pela’ar yang merujuk pada Tinutuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *