Nikmati Pemandangan Agrowisata ‘Son-Tin’ yang Memukau Dari Cafe Wale Kulo Tincep

Minahasa, suluthebat.com – Bagi anda yang menyukai pemandangan alam, Cafe Wale Kulo yang berada di Desa Tincep, Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa adalah tempat yang tepat untuk anda kunjungi.
Pasalnya, cafe yang berada di tengah hamparan persawahan itu menyajikan pemandangan agrowisata persawahan yang memukau.
Persawahan yang berada di Desa Tincep itu merupakan salah satu destinasi agrowisata unggulan yang ada di Kabupaten Minahasa, khususnya di Kecamatan Sonder.
Daerah persawahan tersebut dinamakan Son-Tin, atau singkatan dari Sonder-Tincep. Pemandangannya tidak kalah indahnya dengan sawah Terasering Tegalalang yang ada di Ubud, Bali.
Dari Cafe Wale Kulo, pemandangan agrowisata persawahan akan sangat indah untuk dinikmati. Jika di sore hari, pemandangan matahari terbit serta keindahan langit senja yang mempesona di antara bentangan sawah, menambah khazana tempat tersebut.
Pemandangan persawahan yang diapit dengan perbukitan dan pemandangan pondok-pondok petani serta melihat aktifitas petani dari kejahuan, membuat sensasi indah dan sangat memanjakan mata.
Selain itu, yang paling utama dari cafe Wale Kulo adalah menunya. Cafe Wale Kulo menyajikan berbagai menu makanan dan kue khas bumbu Minahasa yang terjamin halal dan berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau.


Selain itu pemandangan dari Cafe Wale Kulo sangat cocok bagi pasangan yang ingin berencana mencari view yang tepat untuk melakukan foto prewedding. Diketahui, sudah beberapa pasangan yang memilih Wale Kulo sebagai tempat preweddingnya.

Nama wale kulo sendiri memiliki arti Rumah Putih. Seperti namanya, desain bangunan Cafe Wale Kulo terbilang unik dan sederhana. Bangunan kayu yang dicat seluruhnya putih itu berdiri di atas telaga, terlihat begitu natural.
Sesekali terlihat ikan-ikan di bawah bangunan cafe sering lalu-lalang, menambah suasana eksotis dari Cafe yang terletak di dekat ruas jalan antara Sonder dan Tincep itu.
Cafe Wale Kulo, terbilang menjadi salah satu penunjang destinasi agrowisata persawahan di Desa Tincep itu.
David Rumengan, Owner dari Cafe Wale Kulo mengatakan bahwa cafe tersebut belum lama dibuka.
“Cafe Wale Kulo baru dibuka sekira dua bulan lalu. Tapi, tahun lalu sempat dibuka, tapi karena ada renovasi, akhirnya baru tahun ini aktif dibuka kembali,” ucap Koh David, sapaan akrab David Rumengan itu.

Ia mengatakan sejauh ini, dirinya telah melakukan kerja sama dengan salah satu pihak tour travel di Manado untuk wisata rafting atau arum jeram yang di Desa Timbukar, dengan menjadikan cafe Wale Kulo sebagai tempat lounge bagi para wisatawan arum jeram. Tak hanya itu, beberapa turis dari berbagai negara juga sering datang menikmati hidangan Cafe Wale Kulo.
“Jadi setiap kali ada rombongan rafting atau yang main arum jeram di desa Timbukar, mereka lounge di sini. Ada juga turis-turis dari luar negeri yang ikut datang. Mereka dari Austria, Amerika, Inggris, Singapura, dan lain-lain. Mereka datang makan dan ngopi-ngopi di sini. Jadi kami berupaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk mereka,” ujar Koh David.

“Di sini kami menyediakan makanan halal yang diolah dengan bumbu khas daerah Minahasa, koki dan karyawan sini memang dari Manado dan ada juga dari kampung (Tincep) sini,” tambahnya.
Selanjutnya Ia berharap, destinasi wisata di Sulawesi Utara, khususnya di Kabupaten Minahasa, terlebih khusus di Wilayah Sonder bisa lebih maju lagi, sehingga ia pun berharap dukungan Pemerintah untuk memperhatikan penunjang dan fasilitas yang ada.
“Saya berharap Pemerintah boleh lebih memperhatikan potensi-potensi wisata yang ada, dan terutama fasilitas penunjangnya. Salah satunya mungkin menyediakan akses jalan yang lebih memadai, memaksimalkan pengembangan wisata, serta lebih lagi mempromosikannya,” kunci Owner Cafe Wale Kulo, David Rumengan. (Jud)