Maret 29, 2023

Oleh: Iswan Sual

Bagi penyuka musik yang hidup di tahun 70 hingga 90-an tentu kenal siapa Pance Pondaag.  Sejumlah besar lagu yang diciptakannya berhasil menjadi hits, di antaranya “Tak Ingin Sendiri”, “Kucari Jalan Terbaik”, hingga “Kau dan Si Buah Hati”. Sekarang sisa-sisa kejayaan itu masih terdengar di ruang-ruang karaoke, dilantunkan oleh kalangan remaja di era 1980-an, yang hanya ingin sekadar bernostalgia. Pria berdarah Minahasa dan Sangir ini sangat tersohor di tahun-tahun itu. Kyapa kang? Lantaran lagu-lagu ciptaannya, yang dinyanyikannya dengan suara yang nyaris tanpa bas, melengking serta cenderung mirip ambitus suara wanita, itu begitu menyentuh hati banyak orang.

Lelaki berpipi tembem ini mulai meniti karir musik di tanah kelahirannya, Ujung Pandang atau Makassar, Sulawesi Selatan. Jodoh seorang gadis Ujung Pandang yang bernama Jaty Lisal ditemukannya disana di tahun 1985. Pasangan ini memperoleh tiga orang anak, yakni Paul Pondaag (1986), Pricilia Putri Pondaag (1988), dan Patricia Tasya Pondaag (1994).

Nama Pance Pondaag mulai tersohor pada tahun 1978 ketika Hetty Koes Endang menyayikan lagu ciptaannya “Lahir Lagi Satu”. Lagu itu meraih juara 1 Tingkat Nasional. Tidak dia saja yang populer, Pance juga ikut mengorbitkan beberapa penyanyi Indonesia seperti Diah Daniar alias Dian Piesesha, Meriam Bellina, Chintami Atmanegara, Maya Rumantir, Yuni Shara dan banyak lagi. Pria bernama lengkap Pance Frans Pondaag ini tercatat sebagai hitmaker. Surat kabar Jakarta Post menggambarkan Pondaag sebagai salah satu penyanyi pop paling terkenal di era 1980an.

Penampilan perdananya melalui album yang dirilis Yukawi booming dan memukau hati banyak orang. Berbarengan dengan karakter musik Chrisye yang baru saja nanjak lewat “Lilin Lilin Kecil” dan album “Badai Pasti Berlalu”yang berbeda.  Setelah itu Pance Pondaag mulai berkibar seakan-akan membayangi Rinto Harahap yang merajai musik pop lewat label Lolipop Record. Apalagi sederet hits lagu Pance dinyanyikan sejumlah penyanyi wanita cantik yang bernaung di bawah label JK Record milik Judhi Kristanto. Lagu “Tak Ingin Sendiri” merupakan hits terbesar Pance yang dinyanyikan Dian Piesesha. Konon, album yang dirilis JK Record itu berhasil tembus pada penjualan di atas 1 juta keping.

Pengamat musik Bens Leo menyebut Pance sebagai pemberi inspirasi pada musisi zaman sekarang. Di rumahnya ia mendirikan studio “Flower Sound”. Tahun 1984 adalah era di mana Pance berjaya, albumnya terjual hingga 2 juta kopi. Tidak hanya itu, 80 persen karya Pance selalu menjadi hits. Di era paruh 80-an itu, setidaknya kejayaan penguasa industri musik pop “cengeng” dipegang oleh salah satunya Pance. Dia giat menghasilkan hits dan membangun studio mewah miliknya bernama Ramsa.

Sungguh sayang akhir perjalanan seniman hiburan negeri ini sering berakhir dengan duka. Pada 2001, ia terserang stroke hingga membuat sebagian anggota tubuhnya lumpuh. Bahkan hingga mengalami 9 kali. Namun, dalam keadaan tidak baik itu, Pance Pondaag tetap menulis lagu.

Terakhir, penyanyi bersuara melengking itu menawarkan lagunya kepada Dian Piesesha saat dirinya berulang tahun pada 9 Maret 2010. Bagi Dian, Pance adalah sosok pribadi yang baik dan sering memberi semangat kepadanya. Bahkan bagi Dian, Pance dianggap sebagai kakak sendiri.

Menurut Yuni Shara, pencipta lagu “Kucari Jalan Yang Terbaik” itu merupakan sosok pribadi yang lucu. Sayangnya jarang sekali Pance mengungkapkan sisi humorisnya tersebut. Lagu “Kucari Jalan Yang Terbaik” adalah kenangan terakhir bagi Yuni. Lagu tersebut diakuinya sangat meninggalkan kesan karena sampai memperoleh Platinum Awards.

Seniman yang juga telah membuat sejumlah lagu bertema religius kritiani seperti  “Renungkanlah”, “Dunia Semakin Tua”, “Pergumulan Hidup”, “Sertakan Yesus, Kuatlah Imanku”, “Berikan kekuatan”, “Ada rindu untukmu”, ini telah banyak memberikan inspirasi bagi jutaan orang yang bersedih menghadapi cobaan hidup, dan dikhianati pasangan.

Indonesia kehilangan salah satu penyanyi dan pencipta lagu legendaris itu Kamis 3 Juni 2010 pukul 17.00 WIB di rumahnya. Jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka Atma Jaya, Pluit, Jakarta Utara.

Om Pance Pondaag, karyamu sudah pasti tak mungkin pupus dan lekang oleh waktu dan jaman.

Album-album yang ditinggalkannya sudah menjadi bagian hidup orang-orang yang masih hidup.

Best Hits Pance Vol 1
Best Hits Pance Vol 2
Best Hits Pance Vol 3
The Best Song Of Pance Pondaag Vol 1.
The Best of Pance F. Pondaag Karaoke VCD.
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 1 “Pengorbanan di atas segalanya”
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 2 “Kau dan aku menyatu”
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 3 “Rindu di hatinya”
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 4 “Mengapa Tak Pernah Jujur”
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 6 “Satuhkan Hatimu”
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 7 ” Aku Masih Sendiri”

Tulisan ini diolah dari berbagai sumber.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *