Pariwisata Sulut, Syarat dan Berbagai Dampaknya…
DUA lelaki dan dua perempuan itu nampak asyik memilih barang di sebuah supermarket terkemuka di Manado. Sesekali mereka bicara, tertawa dan terkadang mengangkat bahu. Mereka masih muda, berusia 20-an tahun dengan penampilan khas turis mancanegara: hanya mengenakan kaos oblong, celana jeans sebatas lutut dan ransel di punggung.
“Mereka turis dari Jerman. Sudah dua hari mereka menginap di Manado,” ujar Nelson, guide yang menemani keempat turis itu.
Sejak 15 tahun terakhir, pemandangan turis bertubuh tinggi dengan hidung mancung dan mata biru bukan lagi hal baru bagi masyarakat Sulawesi Utara (Sulut). Bahkan, selang beberapa bulan terakhir, turis yang datang tak semata dari Amerika atau Eropa, namun juga dari Asia.
Sulut memang kini telah menjadi salah satu tujuan wisata. Apalagi Sulut memang memiliki lima persyaratan utama yang harus dimiliki daerah tujuan utana. Lima syarat itu adalah:
1). Attractions, pusat dari industri pariwisata, yang mampu menarik minat wisatawan yang ingin mengunjungi. Biasanya motivasi wisatawan ketika mengunjungi suatu tempat adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan atau permintaan. Umumnya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri-ciri khas tertentu, antara lain keindahan alam, iklim dan cuaca, kebudayaan, sejarah dan kesukuan.
Jadi obyek wisata harus memenuhi beberapa kriteria, seperti adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, bersih, mudah didatangi, punya ciri khusus atau keunikan yang tak bisa didapatkan di tempat lain, keindahan alam seperti pegunungan, hutan, kepulauan, laut, pantai, pasir, sungai, air tawar, serta budaya yang punya daya tarik tinggi. Serta memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau, dan sejenisnya.
2) Facility atau fasilitas, yang terkait langsung dengan attractions. Ketersediaan fasilitas akan mempengaruhi attractions. Fasilitas standar yang harus ada antara lain akomodasi perhotelan, restoran, pelayanan umum seperti bank dan money changers, kantor pos, telepon, internet dan sebagainya. Sejauh ini Sulut sudah memiliki semua fasilitas dengan standar internasional.
3) Infrastructure, atau infrastruktur yang meliputi semua konstruksi baik yang ada di suatu wilayah atau daerah, baik di atas maupun di dalam tanah. Yang termasuk infrastruktur antara lain sistem pengairan atau air bersih, sumber listrik dan energi, jaringan komunikasi, sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, jasa kesehatan serta jalan raya (terutama yang terkait dengan pemandangan). Infrastruktur di Sulut sedang dalam tahap pengembangan dan secara umum semua kebutuhan utama sudah tersedia
4) Transportation, semua hal yang terkait dengan transportasi. Seperti informasi yang lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan. Juga sistem keamanan yang memadai dan sistem informasi yang menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain yang dapat dihubungi di terminal, termasuk jadwal dan tarif. Yang tak kalah penting adalah peta kota.
5) Hospitality, atau keramahtamahan, yang merupakan faktor esensial dalam industri pariwisata. Keramahtamahan bukan hanya dari pelaku bisnis pariwisata, namun terutama juga dari aparat, pemerintah dan masyarakat luas. Sejauh ini Sulut dikenal sebagai the land of smiling people, sebuah kawasan yang dihuni masyarakat yang ramah dan suka tersenyum.
Berbagai dampak
Sebagai sebuah industri, pariwisata memberikan dampak bagi daerah atau negara. Untuk lingkup Sulut, pariwisata bisa memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif utama tentu ada pada terciptanya lapangan kerja. Banyaknya sektor yang terlibat dalam industri pariwisata membuat cukup banyak tenaga kerja yang bisa diserap. Mulai dari pekerja di hotel, restoran, pengrajin, pelaku budaya, travel, guide dan sebagainya. Tentu tak semua orang bisa terlibat di industri pariwisata. Yang bisa berpartisipasi biasanya adalah mereka yang punya kecakapan atau keahlian khusus.
Dampak positif lain adalah masuknya devisa. Karena mayoritas turis datang dari mancanegara, semua aktifitas pembelanjaan yang mereka lakukan merupakan devisa bagi negara. Pada gilirannya, industri pariwisata akan berpengaruh positif bagi pembangunan. Kawasan pusat wisata yang tadinya belum dikenal perlahan beradaptasi dan mengikuti perkembangan jaman.
Sedangkan dampak negatif bisa muncul adalah ketidakstabilan ekonomi, terutama jika industri pariwisata anjlok karena sebab tertentu. Bali pernah mengalami hal ini. Pasca bom Bali, jumlah turis anjlok drastis dan ini mempengaruhi ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Industri pariwisata juga bisa berdampak buruk pada lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air, keramaian lalu lintas dan kerusakan pemandangan alam tradisional. Alokasi sumber daya ekonomi bisa menyebabkan harga tanah meningkat drastis dan bisa mengganggu masyarakat di luar sektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis.
Apapun dampaknya, pariwisata kini telah menjdi bagian dari pertumbuhan ekonomi Sulut. Pariwisata kini menjadi salah satu faktor penting yang memungkinkan Sulut menjadi lebih hebat… (fay)