Pemkot Manado Gelar FGD Masa lalunya Manado Masa Kini

SULUTHEBAT.COM, Manado – Pemerintah Kota Manado menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Masa lalunya Manado Masa Kini” di ruang serbaguna Kantor Walikota Manado, Jumat (11/7/2017). Kegiatan ini deselenggarakan dalam rangka memperingati HUT Kota Manado ke-394. Tujuannya untuk menggali sejarah kota Manado dari berbagai perspektif dalam upaya membentuk jati diri masyarakat Manado.
Walikota Kota Manado DR Ir. Godbless Sofcar Vicky Lumentut, S.H, M.Si, D.E.A dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kota Manado merupakan entitas masyarakat yang terdiri dari berbagai ragam etnis dan multikultural. Kekayaan inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung di kota Manado.
“Kedepan Manado harus menjadi kota tujuan wisata, dan itu diperlukan kesamaan visi antara semua komponen masyarakat dengan berlandaskan pada sejarah kota Manado itu sendiri,” kata Lumentut.
Orang nomor satu di Manado ini menyampaikan bahwa ke depan harus ada literatur-literatur yang membahas sejarah Manado dari berbagai sudut pandang, dan pemerintah akan ikut membantu para peneliti agar bisa menghasilkan karya tulis yang nantinya akan menjadi referensi masyarakat Manado. Dan tentunya juga bagi wisatawan yang berkunjung di Manado.
“Torang bole ambe contoh, masa, buku-buku yang membahas tentang Filipina ada ratusan buku. Kong buku yang membahas tentang Manado jarang torang dapa. Pemerintah akan men-support setiap penelitian-penelitian tentang Kota Manado” tuturnya lagi.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas tentang “Pengaruh Bangsa Cung Kuo Terhadap Budaya Manado”. Sedangkan sesi kedua bertema “Pengaruh Bangsa/Etnik Lainya di Manado”. Para panelis berbeda-beda tiap sesinya. Sebagai narasumer adalah Prof Ferry Rumengan, William Buseke, Drs Alex Ulaen, DR Ivan Kaunang, Prof Ricardo Renwarin, Jountje Koapaha, DR Jhony Tasirin. Yang bertindak sebagai moderator adalah Reiner Oentoe.
Adapun kesimpulan yang didapat dari FGD adalah sejarah Kota Manado memiliki titik temu dari belahan dunia; Manado memiliki domain budaya yang kaya; Manado sebagai tota persinggungan lintas etnik; Manado memiliki pertanda budaya, yakni bahasa Manado, dan hasil ini memerlukan kesepakatan-kesepakatan politik (Perda). (Yano/Iswan)