Soal Pengolahan Limbah Sampah Yang Improsedural, Ini Jawaban RSUP Prof Kandow
SULUTHEBAT.COM, Manado – Pengolahan limbah sampah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandow dilakukan secara profesional dan ramah lingkungan. Hal ini diungkapkan Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Gedung, Peralatan Non-medik dan Sanitasi, Melky Mananohas, SE untuk mengklarifikasi tudingan yang beredar di media sosial bahwa RSUP Prof Kandow melakukan pembakaran limbah dengan menyalahi prosedur yang berlaku.
“Jadi isu yang beredar, telah terjadi pembakaran sampah limbah yang berbahaya, itu tidak benar. Foto yang beredar di medsos itu sebenarnya sampah-sampah barang rongsokan, berkas-berkas yang nda terpakai, sengaja dibakar malam karena kalo dibakar siang, asap, puing-puing sampah yang dibakar akan beterbangan dan sangat mencolok,” kata Mananohas saat ditemui wartawan suluthebat.com di tempat pengolahan sampah rumah sakit Prof Kandow, Selasa (4/7/2017).
Ia menjelaskan RSUP Prof Kandow memiliki insenerator dan auto-clave sebagai pengelola sampah rumah sakit yang modern. Kedua alat ini berfungsi untuk membakar sampah medis.
“Setiap hari ada sekitar 400-500 kilogram sampah yang kami kelola. Ada dua jenis sampah, sampah medis dan sampah non medis. Insenerator untuk proses pembakaran dimana asap yang keluar tidak membahayakan. Dan autoclave untuk penghancuran dan sterilisasi sampah tanpa menimbulkan polusi,” terangnya.
Ia menambahkan untuk penanganan sampah non medis seperti meja, kursi dan lemari yang sudah rusak tetap ditangani dan dikelolah dengan baik demi menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit, termasuk daerah pemukiman penduduk sekitarnya.
Ditegaskan juga oleh dr Maxi Rondonuwu, MARS, bahwa selama ini pihak rumah sakit selalu mengupayakan agar pengolahan sampah limbah rumah sakit dilakukan dengan standar kesehatan yang berlaku, terlebih dalam upaya mempersiapkan RSUD Prof Kandow mengikuti akreditasi bertaraf internasional.
“Jadi kesiapan akreditasi internasional, masalah pengelolaan sampah medis, non medis juga itu poinnya tinggi dan besar, yang menentukan kelulusan akreditasi internasional. Oleh karena itu, jajaran direksi sangat concern untuk pembenahan sampah, baik umum maupun sampah medis,” ungkapnya meyakinkan. (Yano/Iswan)