Mei 28, 2023

Tantangan Maritim Indonesia, Disarikan Dari Seminar Membangun Budaya Maritim

MANADO-SULUTHEBAT.COM – Potensi  ekonomi  maritim Indonesia sangat besar. Diperkirakan  nilai ekonominya  sebesar 11 triliun rupiah per tahun. Demikian data yang terungkap dalam  seminar nasional  Membangun Budaya Maritim pekan lalu di Manado.

Staf ahli  kebijakan publik  Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Achmad Poernomo  dalam paparannya mengungkapkan  menurut  analisa McKinsey Global Institute  pada tahun 2030 nanti, Indonesia akan merupakan  Negara terbesar ke-7  dilihat dari sisi kemampuan ekonominya. Kemampuan ekonomi Indonesia  tersebut akan disumbangkan dari potensi ekonominya.

Menjadi tantangan adalah bagaimana mengelolah semua potensi ekonomi  matirim  yang dimiliki Indonesia. Ia  merinci setidaknya ada 7 sektor ekonomi maritim yakni; perikanan, jasa  kelautan, wisata  bahari, transportasi laut, energy dan sumber daya  mineral, industry maritim dan    bangunan  kelautan. Jika  sektor ekonomi maritim  dibangun dapat membuka lapangan kerja sekitar 40 juta tenaga kerja.

Pembangunan potensi maritim  sejalan dengan 5 pilar  poros  maritim  yang disampaikan  oleh Presiden Joko Widodo pada KTT ke-9 East Asia Summit, 2014  yakni pembangunan kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan  nelayan sebagai pilar utama, mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut dalam, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim, diplomasi Maritim dan membangun kekuatan pertahanan maritim.

Ia pun menjelaskan  isu strategi saat ini adalah;    IUU Fishing, laut dan perubahan iklim, pengelolaan perikanan (produktivitas, kelestarian/keberlanjutan, konservasi), kemiskinan nelayan dan masyarakat pesisir, pengembangan Perikanan Budidaya (komoditas unggulan, induk dan ketersediaan benih, pakan, penyakit), pengolahan produk (nilai tambah, kualitas dan keamanan pangan, diversifikasi, pasar), produk non hayati dan bioteknologi (energi laut, garam, farmasetika laut) dan kesenjangan teknologi

Sementara itu dekan fakultas perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado, Prof Grevo Gerung dalam paparannya menyinggung ketersediaan tenaga terampil untuk mengelolah  potensi ekonomi  maritim. Ia` menyorot  bagaimana hasil  penelitian  yang dilakukan oleh akademisi  tapi belum  digunakan secara maksimal oleh  kalangan pebisnis bahkan pemerintah.  Gerung  meminta agar  pemerintah, dunia usaha dan  akademisi  bersinergi untuk  membangun potensi ekonomi maritim Indonesia. (Christy Manarisip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *