Tantangan Maritim Indonesia, Disarikan Dari Seminar Membangun Budaya Maritim
MANADO-SULUTHEBAT.COM – Potensi ekonomi maritim Indonesia sangat besar. Diperkirakan nilai ekonominya sebesar 11 triliun rupiah per tahun. Demikian data yang terungkap dalam seminar nasional Membangun Budaya Maritim pekan lalu di Manado.
Staf ahli kebijakan publik Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Achmad Poernomo dalam paparannya mengungkapkan menurut analisa McKinsey Global Institute pada tahun 2030 nanti, Indonesia akan merupakan Negara terbesar ke-7 dilihat dari sisi kemampuan ekonominya. Kemampuan ekonomi Indonesia tersebut akan disumbangkan dari potensi ekonominya.
Menjadi tantangan adalah bagaimana mengelolah semua potensi ekonomi matirim yang dimiliki Indonesia. Ia merinci setidaknya ada 7 sektor ekonomi maritim yakni; perikanan, jasa kelautan, wisata bahari, transportasi laut, energy dan sumber daya mineral, industry maritim dan bangunan kelautan. Jika sektor ekonomi maritim dibangun dapat membuka lapangan kerja sekitar 40 juta tenaga kerja.
Pembangunan potensi maritim sejalan dengan 5 pilar poros maritim yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada KTT ke-9 East Asia Summit, 2014 yakni pembangunan kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama, mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut dalam, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim, diplomasi Maritim dan membangun kekuatan pertahanan maritim.
Ia pun menjelaskan isu strategi saat ini adalah; IUU Fishing, laut dan perubahan iklim, pengelolaan perikanan (produktivitas, kelestarian/keberlanjutan, konservasi), kemiskinan nelayan dan masyarakat pesisir, pengembangan Perikanan Budidaya (komoditas unggulan, induk dan ketersediaan benih, pakan, penyakit), pengolahan produk (nilai tambah, kualitas dan keamanan pangan, diversifikasi, pasar), produk non hayati dan bioteknologi (energi laut, garam, farmasetika laut) dan kesenjangan teknologi
Sementara itu dekan fakultas perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado, Prof Grevo Gerung dalam paparannya menyinggung ketersediaan tenaga terampil untuk mengelolah potensi ekonomi maritim. Ia` menyorot bagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh akademisi tapi belum digunakan secara maksimal oleh kalangan pebisnis bahkan pemerintah. Gerung meminta agar pemerintah, dunia usaha dan akademisi bersinergi untuk membangun potensi ekonomi maritim Indonesia. (Christy Manarisip)