Temui Gubernur Wayan Koster, Bank Dunia Support Pembangunan Bali
DENPASAR – Bank Dunia melalui Kepala Perwakilan Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, mengunjungi Gubernur Bali I Wayan Koster sebagai tindak lanjut pertemuan internasional dengan Global Director Infrastructure Finance, PPPs & Guarantees Global Practice, Imad N Fakhoury 15 Maret lalu di Washington DC.
Dalam kunjungan Rabu (29/3/2023) di Jayasabha Denpasar itu, Satu Kohnen didampingi Operations Manager, Indonesia dan Timor – Leste, Bolormaa Amgaabazar. Kunjungan ini ke Denpasar ini mengindikasikan kepemimpinan Gubernur Wayan Koster memiliki magnet kuat dengan lembaga internasional sekelas Bank Dunia dalam mempercepat pembangunan Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, khususnya di bidang Sistem Pertanian Organik, Bali Mandiri Energi Bersih, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
Pada pertemuan ini Gubernur Bali didampingi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta, Wakil Ketua Tim Percepatan Kereta Api Bali, Michael F. Umbas, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Direktur Utama Bank BPD Bali, Nyoman Sudharma, Direktur Utama PT Jamkrida Bali Mandara (JBM), I Ketut Widiana Karya, dan Kelompok Ahli Gubernur Bali.
Di hadapan Murdaning Jagat Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini, Kepala Perwakilan Indonesia dan Timor – Leste, World Bank Group, Satu Kahkonen menyatakan kedatangannya ke Jayasabha bertujuan untuk mengetahui lebih detail terkait enam hal utama.
Pertama menyangkut bantuan yang diinginkan Pemerintah Provinsi Bali kepada Bank Dunia, kemudian mendengarkan langsung keinginan Pemprov Bali mengenai sektor apa saja yang mau dieksplore dan bisa dibantu Bank Dunia, lalu soal Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan Program MassTransit, keempat adalah cara Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, kemudian Sektor Pertanian melalui Sistem Pertanian Organik, dan yang terakhir adalah Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih melalui penerapan Energi Baru Terbarukan.
Menyangkut hal itu Gubernur Wayan Koster menjelaskan beberapa program prioritas yang dirancang Pemerintah Provinsi Bali seperti infrastruktur dan transportasi ramah lingkungan yang sejalan dengan kebijakan Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih dan (KBLBB, untuk mewujudkan transportasi ramah lingkungan.
Selain itu, jelas Wayan Koster, ada juga program yang sedang dirancang yakni Kereta Api LRT. Diakuinya dari program tersebut, ada yang belum terakomodir seperti Jalan Lingkar Bali atau Kereta Lingkar Bali, Pelabuhan dan Dermaga untuk mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata di Bali.
Program-program itulah, ungkap Gubernur Wayan Koster yang menjadi prioritas Pemprov Bali dan dia berharap Bank Dunia dapat mensupportnya seperti halnya Jalan By Pass dari Gianyar ke Kusamba, Klungkung yang mendapat bantuan hibah dari Australia. “Program ini sifatnya sangat – sangat prioritas dan ingin saya lanjutkan menjadi program infrastruktur keliling Bali,” kata Gubernur Koster seraya menambahkan bahwa Bali yang memiliki satu kota dan delapan kabupaten, sebenarnya tidak mengiginkan program MassTransit untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Badung saja, namun sebenarnya memerlukan transportasi yang mengkoneksi semua Kabupaten/Kota di Bali.
Koneksi ini, kata dia, bertujuan untuk mengurai kemacetan di Denpasar dan Badung akibat banyaknya pekerja yang datang dari luar seperti Jembrana, Buleleng, hingga Karangasem. “Mereka bekerja di sini dan terpakasa tinggal di Denpasar dan di Badung,” tukasnya.
Dengan transportasi yang terkoneksi ke semua Kabupaten/Kota di Bali, pekerja di Denpasar dan Badung tak perlu lagi menetap di sini, tapi di wilayah masing – masing, karena mereka punya kewajiban sosial di keluarga dan di Desa Adat-nya.
Selain juga hal ini dapat membantu mengurangi migrasi penduduk ke Denpasar – Badung sekaligus pemerataan pembangunan di Bali akan terwujud, kepadatan penduduk juga akan berkurang di kedua wilayah tersebut.
“Jadi yang kami perlukan sebenarnya adalah transportasi yang mengkoneksi semua Kabupaten/Kota di Bali,” jelas Gubernur Wayan Koster saat menjawab pertanyaan dari World Bank Group terkait bantuan yang diinginkan Pemerintah Provinsi Bali kepada Bank Dunia.
Menanggapi hal itu Satu Kahkonen menyampaikan jika untuk program Kereta Api LRT sedang diproses dan pihaknya sedang menunggu fase kedua dari hasil feasibility study. “Program Kereta Api LRT ini sejatinya sudah dilaksanakan World Bank Group di beberapa Kota lain, jika feasibility study memungkinkan dan cocok dengan skema yang dimiliki Wolrd Bank Group, bisa saja Bank Dunia mensupport Bali. Terlebih lagi nanti team transport World Bank akan melakan assessment untuk menguji perencanaan tersebut agar berjalan. “Jadi, Bank Dunia berkomitmen mendukung program MassTransit untuk mendukung Bapak,” katanya.
Dia berpandangan jika Gubernur Bali ingin mewujudkan Bali Net Zero Emissions (NZE), dari penjelasan Gubernur Wayan Koster yang ingin melakukan pemerataan pembangunan di Bali, karena transportasi ini akan membantu mengurangi kepadatan transportasi di Denpasar. “Untuk itu, sekali lagi Bank Dunia akan siap membantu Pemerintah Provinsi Bali, dan Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Wayan Koster yang telah menunjukkan kesiapan dengan melakukan komunikasi ke Menteri Bappenas, Menteri Perhubungan, dan Menteri PUPR,” ungkap Satu Kahkonen.
Sementara untuk Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Gubernur Bali menyampaikan terimakasihnya kepada Bank Dunia yang sebelumnya sudah membantu 3 TPST di Denpasar melalui Kementrian Bappenas, dan kini TPST tersebut sudah beroperasi. “Ini program yang Saya rancang bersama Menteri Bappenas, Bapak Suharso Monoarfa dan ini merupakan program yang pertama kali terwujud berkat sinergi Bank Dunia. Mudah – mudahan di program prioritas daerah berikutnya Bank Dunia kembali dapat memfasilitasinya melalui Kementrian Bappenas,” kata Gubernur Bali jebolan ITB ini seraya menyampaikan Bali akan mendorong pembangunan TPST di Denpasar, selanjutnya di Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Jembrana untuk menjadi prioritas. Sehingga masalah sampah di Bali ini selesai untuk menjaga kepentingan ekosistem alam dan menjaga kualitas pariwisata Bali sebagai destinasi pariwisata utama dunia.
Mendengar penjelasan Gubernur Bali soal program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Kepala Perwakilan Indonesia dan Timor – Leste, Satu Kahkonen akan memasukan usulan Gubernur Bali ini (Pembangunan TPST di Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Jembrana, red) kedalam catatan program Bank Dunia.
“Karena sebelumnya kami diminta melakukan kunjungan oleh Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa ke Bali. Setiba di Bali, kami pertama kali melihat tumpukan sampah, sehingga pandangan kami ke Bali bukan melihat pantai, namun melihat sampah yang betumpuk – tumpuk, dan hal ini menjadi pengalaman yang berkesan. Atas kondisi yang kami lihat, maka kami langsung mencapai kesepakatan untuk mensupport program TPST ini,” tukas Satu Kahkonen.
Selanjutnya untuk program Sistem Pertanian Organik, Gubernur Bali menyatakan Sistem Pertanian Organik di Bali yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 ini, telah mampu menurunkan emisi karbon. Ditargetkan di 2024 sudah tuntas diberlakukannya Sistem Pertanian Organik untuk menjadikan Bali Pulau Organik.
Menurut Wayan Koster dengan pertanian organik kualitas pangan akan makin bagus dan sehat, tidak akan mencemari lingkungan, dan tidak menganggu ekosistem keaneragaman hayati, dengan hasil kualitas air makin terjaga. Kementrian Pertanian sangat mendukung Sistem Pertanian Organik di Bali. “Untuk program yang ditawarkan Bank Dunia kepada kami mengenai program penanaman beras guna menambah hasil panen dan meningkatkan perekonomian para petani, maka Saya sangat setuju atas program itu untuk dilaksanakan di Bali khususnya,” jelas Gubernur Koster yang langsung mendapatkan jawaban dari Kepala Perwakilan Indonesia dan Timor – Leste World Bank Group, Satu Kahkonen bahwa Bank Dunia akan mempertimbangkan bantuan kepada Bali sebagai tempat pengembangan program penanaman beras.
Tak hanya sektor pertanian yang menjadi prioritas, Gubernur Koster juga menjelaskan konsep Ekonomi Kerthi Bali yang telah dijadikan landasan untuk mentransformasikan perekonomian Bali agar Pulau Dewata tidak saja bergantung pada sektor pariwisata, tetapi merubah struktur fundamental perekonomian.
Hal-hal yang akan dikembangkan semisal Sistem Pertanian Organik, sektor Kelautan dan Perikanan; Industri Manufaktur dan Industri Berbasis Budaya Branding Bali, IKM, UMKM dan Koperasi, ekonomi kreatif dan digital, yaitu pariwisata berbasis budaya, berorientasi pada kualitas, dan bermartabat. Konsep Ekonomi Kerthi Bali juga sudah didukung Presiden Joko Widodo yang ditandai dengan peluncuran Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera Desember 2021 lalu.
“Kalau Bank Dunia bisa mensupport ini, maka akan membuat perekonomian Bali ini lebih sehat dan berbasis pada potensi di Kabupaten/Kota se-Bali yang ramah lingkungan dan perekonomian Bali bisa berjalan secara berkelanjutan,” jelas Gubernur Bali, Wayan Koster.
Terakhir mengenai program Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih melalui penerapan Energi Baru Terbarukan, Gubernur Wayan Koster menyatakan Pemerintah Provinsi Bali secara keseluruhan memiliki program yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk semua sektor, supaya udaranya bersih, maka dikeluarkan kebijakan Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019, dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang diatur dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019. Tujuan utamanya untuk menciptakan Bali mandiri energi, dengan mengupayakan pembangkit tenaga listrik berbasis bahan bakar yang tidak dari fosil, namun menggunakan Energi Baru Terbarukan, minimun gas.
“Hasil research itu sudah lengkap dengan naskah akademiknya yang menjelaskan Bali memiliki Energi Baru Terbarukan salah satunya bersumber dari gelombang, angin, gas, hingga tenaga surya,” pungkas mantan Anggota DPR RI tiga periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini yang mampu meyakinkan Kepala Perwakilan Indonesia dan Timor – Leste, World Bank Group, Satu Kahkonen memberikan bantuan ke Bali guna mempercepat implementasi visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.(*)