Mei 28, 2023
Henro sedang mengenakan gelang ke tangan Walikota Bitung.

SULUTHEBAT.COM, Bitung -Sulawesi Utara memiliki potensi dan sumber daya alam yang melimpah. Sayangnya, itu belum banyak di-explore oleh masyarakatnya. Termasuk usaha pembuatan souvenir atau kerajinan tangan.

Kalau pun ada, pasokan yang tersedia pun tak sebanding dengan jumlah permintaan wisatawan. Atau, masih kurang mencerminkan keunikan daerah. Padahal, permintaan wisatawan asing untuk cendramata khas Sulut sangat tinggi. Sebut saja, cendrawata yang seharusnya jadi primadona, yaitu cenderamata yang terbuat dari serabut dan batok kelapa.

Melihat keadaan itu, Henro Mark Rompas (25) memberanikan diri terjun ke dunia bisnis cendramata. Dia memulai usahanya dengan menjual kain tenun motif Bentenan, gelang dan kalung manik-manik, serta sejumlah kerajinan tangan lokal maupun dari luar Minahasa. Bila dihitung-hitung, itu sanggup menambah pendapatan dan mempermudah komunitas-komunitas yang mencari dan membeli perlengkapan adat dan budaya.

Kita mulai deng kaeng tenun motif Bentenan, gelang deng kalung manik-manik, kaos bertema Minahasa deng brapa kerajinan tangan lokal ato luar Minahasa. Itu kwa for mo kase tamba pendapatan di luar gaji tetap. Deng tu tamang-tamang yang bacari, babeli perlengkapan adat deng budaya,” kata Rompas, tenaga harian lepas di Dinas Pariwisata Kota Bitung ini, Jumat (14/7/2017).

Rompas berharap usahanya dapat mendorong gairah perekonomian lokal, dan Minahasa bisa dikenal oleh banyak orang di daerah Minahasa, luar Minahasa dan bahkan bisa dikenal turis mancanegara. Dia meyakini ketersediaan sesuatu yang khas dari Sulut-lah yang akan membuat jumlah kunjungan wisatawan meningkat dan berkelanjutan.

Kita pe harapan, kita pe usaha dapat mendorong tingkat perekonomian pengrajin lokal. Deng samua pengrajin di Minahasa yang beking. Spaya torang bole dikenal banya orang di daerah Minahasa, luar Minahasa  bahkan  dikenal turis mancanegara, sama deng Bali deng Kalimantan yang kaya deng kerajinan tangan, ” kata pemilik MAnC (Minahasan Art n Culture) ini ketika ditemui langsung oleh awak media suluthebat.com.

Soal strategi pemasaran, pria berbadan tinggi itu mengatakan, untuk sementara bisnisnya sebagian besar dijalankan dengan modal pribadi dan ada beberapa pinjaman modal dari teman, saudara dan organisasi adat.

Selanjutnya dia menambahkan, pada awalnya, bisnisnya bersifat keuntungan pribadi, tetapi seiring berjalannya waktu, dia butuh rekan bisnis, pemodal dalam jumlah yang besar.

Skarang so ada rekan kerja yang bernama Gerald Lengkong sebagai designer graphic dan Regina Lengkong sebagai pemodal, deng kita pe istri yang dari awal sebagai pengelola keuangan,” ungkap suami Sella Marcellena Sampelo ini. (Iswan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *